28 Desember 2008

7 Tips Sehat Minum Kopi

www.andaka.com, Bagiku, teman terbaik ngeblog di pagi hari adalah kopi. Pada penderita hipertensi (tekanan darah tinggi -red) sering aku menanyakan tentang kebiasaan mereka minum kopi. Bukan hal yang mengejutkan kalau pada kenyataannya mereka rata-rata minum 5 cangkir kopi sehari! Lalu aku pun menyarankan mereka untuk meninggalkan kebiasaan minum kopi, padahal kopi dari Indonesia memiliki cita rasa yang tinggi dan digemari di seluruh dunia. Rugi? Nah, sebelum bergabung dengan kelompok orang yang tidak boleh minum kopi dan hanya bisa menelan ludah melihat orang lain mengecup si hitam manis ini, ada baiknya kita ketahui “7 Tips Sehat Minum Kopi” berikut:

1. Dosis
Memang belum ada ukuran yang pasti untuk dosis kopi yang boleh dikonsumsi orang. Namun kebanyakan penelitian mengungkapkan bahwa minum 300 mg caffeine (sekitar 1 sampai 3 cangkir kopi sehari) tidak memberikan efek negative pada kebanyakan orang sehat.


2. Sinyal Bahaya

Ketika mereguk kopi memang terasa nikmat, namun sering kali diikuti dengan sejuta rasa bersalah. Kenali sinyal bahaya kopi sehingga kita tahu kapan harus berhenti minum kopi. Sinyal bahaya itu antara lain: gelisah, jantung berdebar, gangguan tidur dan gangguan mood (mis: cepat marah). Seorang peminum kopi yang menghentikan kebiasaan minum kopinya dapat mengalami “caffeine withdrawal” yang ditandai oleh sakit kepala berdenyut, namun gejala ini akan hilang setelah 24-48 jam atau mendapat caffeine dosis baru.


3. Dengarkan Respon Tubuh

Setiap orang memiliki batasan sendiri mengenai konsumsi caffeine. Kebanyakan orang dapat mengkonsumsi 2 cangkir kopi sehari tanpa masalah. Namun ada pula yang mengalami efek buruknya dengan jumlah konsumsi kopi yang sama. Ada yang bercerita setelah minum secangkir kopi menjadi tak dapat tidur sepanjang malam, sebaliknya ada yang tertidur pulas setelah minum kopi. So, cara terbaik adalah dengarkan respon tubuh sendiri!

4. Kenali Kandungan Caffeine
Setelah mengetahui dosis dan respon tubuh, ada baiknya kita mengetahui kandungan caffeine dalam produk-produk yang sering kita konsumsi. Agar jangan sampai dosis kopi yang dianjurkan sudah tercapai, namun kita masih mengkonsumsi produk-produk lain yang mengandung caffeine sehingga merasakan efek buruk kopi. Beberapa produk lain yang juga mengandung Caffeine perlu juga diperhatikan kandungan caffeine nya seperti misalnya : softdrink, permen kopi, teh, coklat, obat sakit kepala.

Cara pengolahan (roasting dan brewing) juga berpengaruh terhadap kandungan caffeine dalam kopi. Sebagai contoh, sebuah penelitian menunjukkan, secangkir kopi di Starbucks mengandung rata-rata 259 mg caffeine dibandingkan dengan kopi dengan jenis dan ukuran cangkir yang sama di Dunkin Donuts yang hanya mengandung 149 mg caffeine.

Dari penelitian lain, kopi decaf (kopi tanpa caffeine) baik untuk mereka yang mengalami obesitas (kegemukan) karena dapat meningkatkan HDL (kolesterol “baik”) sekitar 50%. Sedangkan pada mereka yang tidak mengalami obesitas justru dapat menurunkan kolesterol HDL ini yang dapat meningkatkan resiko penyakit jantung.


5. Coffee Mix

Lima milligram kalsium hilang untuk setiap 6 ons kopi yang dikonsumsi. Namun kehilangan kalsium ini dapat diatasi dengan menambahkan 2 sendok susu atau membuat espresso latte. Sedangkan campuran kopi dengan alkohol kurang baik terutama pada orang dengan gangguan hati dan campuran kopi dengan cream juga sebaiknya dihindari untuk mengurangi kalori yang berlebih. Caffeine juga berinteraksi dengan beberapa jenis obat. Bagi yang sedang mengkonsumsi obat, sebaiknya konsultasikan ke dokter.

Banyak yang beranggapan teman terbaik kopi adalah rokok.
Eits, jangan salah. Seorang peminum kopi sejati tidak merokok!
Rokok dapat mengurangi nikmatnya ngopi lho…


6. Kelompok Anti-Kopi

Kelompok berikut disarankan untuk menghindari kopi: wanita hamil, anak-anak, orang tua, orang dengan penyakit jantung dan pembuluh darah (mis: hipertensi). Nah, kalau sudah termasuk kelompok ini, lupakan kopi!


7. Check Up

Lakukan pemeriksaan berkala terhadap kesehatan, dalam hal ini adalah ukuran tekanan darah. Semakin dini hipertensi diketahui, akan semakin baik untuk penatalaksanaan selanjutnya. JNC VII mengklasifikasikan hipertensi sebagai berikut :

Klasifikasi

Sistolik (mmHg)


Diastolik (mmHg)

Normal

< 120

Dan

<80

Pre Hipertensi

120-139

Atau

80-89

Hipertensi stage 1

140-159

Atau

90-99

Hipertensi stage 2

> 160

Atau

> 100

Demikianlah bila keluhan berlanjut, hubungi dokter! ;)

disadur dari : www.andaka.com diedit dikit


27 Desember 2008

Tips Memberi Obat Pada Balita


Ketika si buah hati Anda sedang sakit tentu kita akan sangat sedih dan berusaha terbaik agar si buah hati cepat sembuh. Ketika kita akan memberi obat pada balita, tentu kita akan merasakan betapa repotnya. Karena bayi tidak bisa meminum obat dengan langsung seperti halnya pada orang dewasa.

Sering kali dia akan melakukan aksi-aksi penolakan terhadap obat itu seperti menutup mulut, berontak, atau bahkan memuntahkan kembali obat yang sudah masuk ke mulutnya. Adakalanya obatnya berupa sirup yang terasa manis dan terkadang berasa buah. Nah pasti orang tua harus ekstra sabar didalam memberi obat pada balita. Tips memberi obat pada balita yang ada dibawah ini mungkin bisa dicoba:

1. Memberikan obat pada bayi:

· Gendonglah bayi ketika diberi obat. Posisi menggendongnya, kepala berada lebih tinggi ketimbang badan, agar si bayi tidak tersedak yang bisa berakibat obat masuk ke dalam paru-paru.

· Karena bayi biasanya susah diam, mintalah bantuan orang dewasa atau anak yang lebih besar untuk menenangkannya. Kalau tidak ada orang lain, Anda bisa membungkus tangan dan tubuh bayi dengan selimut agar tangan si bayi tak mengganggu Anda.

· Jika bayi sering memuntahkan kembali obat yang diminumnya, mintalah bantuan seseorang untuk membuka mulutnya dengan lembut. Lalu, dengan lembut pula masukkan obat ke dalam mulut bayi.

· Pemberian obat, yang biasanya berbentuk cair, itu bisa menggunakan sendok atau pipet:

Ø Bila menggunakan sendok, letakkan sendok yang telah disterilkan dan diisi obat pada bibir bagian bawah. Angkat sedikit sendoknya agar obat mengalir ke dalam mulutnya.

Ø Bila menggunakan pipet, isilah pipet dengan sejumlah obat yang sesuai dengan petunjuk dokter. Letakkan pipet obat di sudut mulut bayi dan keluarkan obat perlahan-lahan.

· Pemberian obat tetes untuk hidung, mata, dan telinga pada bayi juga perlu kiat khusus:

Ø Obat tetes hidung:

- Tengadahkan sedikit kepala bayi. Perlahan teteskan obat ke setiap lubang hidung.

- Hitung jumlah tetesan yang masuk ke hidung. Dua atau tiga tetes biasanya sudah cukup.

Ø Obat tetes mata:

- Miringkan sedikit kepala bayi, hingga mata terinfeksi berada di bawah. Dengan cara ini tetesan obat tak mengalir masuk ke mata sehat.

- Perlahan tariklah kelopak mata bawah agar obat dapat mudah mengalir.

Ø Obat tetes telinga:

- Baringkan bayi pada salah satu sisi dengan lubang telinga terinfeksi berada di atas. Teteskan obat ke dalam lubang telinga yang sakit.

- Buat bayi tetap diam agar obat benar-benar masuk ke lubang telinga bagian dalam.


Sebelum obat tetes tersebut diberikan, ada baiknya hal-hal berikut ini diperhatikan:

  1. Rendam obat tetes dengan posisi tegak dalam tabung berisi air suam-suam kuku selama beberapa menit, agar ketika diteteskan dan masuk ke lubang hidung atau telinga, anak tidak terlalu kaget.
  2. Jangan sentuhkan obat tetes ke hidung, telinga, atau mata agar bakteri tidak berpindah ke dalam botol obat.
  3. Perhatikan batas waktu pemakaian obat itu. Obat kadaluwarsa akan memperburuk peradangan atau kondisi bayi yang diobati.


2. Memberikan obat pada anak-anak:

- Mintalah anak menutup lubang hidung saat meminum obat agar rasa obat tak terlalu keras.

- Campurlah obat, terutama yang berupa tablet, dengan sirup atau madu agar tak terasa pahit.

- Jangan larutkan obat dengan air di gelas karena ada kemungkinan obat mengendap dan tak terminum si anak.

- Mintalah anak untuk menggosok gigi setelah meminum obat yang manis agar tidak menempel di gigi.

www.dechacare.com

23 Desember 2008

Merokok dan kegemukan menimbulkan risiko kematian

Kalbe.co.id - Setiap orang tahu merokok dan gemuk, tidak sehat bagi Anda. Saat ini baru studi menunjukkan peluang kematian awal tertinggi adalah pada perokok gemuk. Laporan ini diterbitkan dalam The American Journal of Clinical Nutrition edisi November.

Kegemukan dan merokok sendiri adalah faktor risiko kesehatan penting, kata pimpinan penelitian Annemarie Koster, seorang ahli epidemiologi di US Nasional Institute on Aging. Kami menemukan bahwa merokok dan kegemukan adalah prediktor independen dari kematian, tetapi secara khusus merokok dan gemuk yang meningkatkan risiko kematian.

Merokok dan kegemukan keduanya membawa risiko kematian yang signifikan, terutama merokok menurut Koster. "Tampaknya yang berhenti merokok berkaitan dengan risiko kematian lebih rendah secara signifikan di setiap kelompok. Berhenti merokok akan meningkatkan risiko kematian Anda, tidak peduli apakah Anda di kelompok yang mana.Penurunan berat juga akan menurunkan resiko kematian. Penurunan berat dan berhenti merokok akan meningkatkan kesehatan Anda dan menurunkan resiko kematian.

Tim Koster mengumpulkan data dari 3,5 juta anggota dari AARP, berusia 50 sampai 71. Pada 1995-1996, dan kembali pada 1996-1997, AARP dikirim kuesioner yang menanyakan orang-orang tentang diet, keluarga sejarah kanker, aktivitas fisik, terapi hormon pengganti, berat, ukuran pinggang, dan merokok.

Menggunakan the US Social Security Administration Death Master File, para peneliti mengaitkan data AARP dengan catatan kematian peserta survei dari 1996 ke 2006. Selama periode tersebut, tercatat hampir 7.500 laki-laki dan 20.000 perempuan meninggal.

Para peneliti menemukan bahwa bila berat meningkat, begitu pula dengan angka kematian. Seluruh bobot, Orang yang merokok memiliki tingkat kematian tertinggi tidak tergantung beratnya..

Nyatanya, perokok gemuk memiliki risiko kematian enam sampai delapan kali lebih besar daripada orang-orang yang tidak merokok. Selain itu, di antara perokok dengan lingkar pinggang besar, risiko kematian menjadi lima kali lebih besar daripada orang-orang dengan lingkar pinggang terkecil yang tidak merokok.

Dr Norman H. Edelman, seorang profesor preventive medicine, internal medicine, physiology & biophysics di Universitas Stony Brook, New York dan kepala petugas medis di American Lung Association, berpendapat bahwa jika Anda harus memilih antara penurunan berat badan atau berhenti merokok, Anda harus berhenti merokok.

Penemuan bahwa berhenti merokok sangat berpengaruh pada penurunan risiko kematian, yang lebih jauh dari risiko kematian akibat peningkatan berat. Juga untuk dicatat bahwa jika seseorang gemuk dan merokok dan harus memilih antara penurunan berat badan dan penghentian merokok untuk meningkatkan kesehatan,pilihan kedua akan memiliki efek perlindungan yang lebih besar, kata Edelman.

Dr David L. Katz, direktur Pencegahan Pusat Penelitian Pencegahan di Yale University School of Medicine, sepakat bahwa orang-orang dapat melakukan hal-hal sederhana untuk meningkatkan kesehatan dan awet muda. Laporan ini menegaskan efek interaktif yang kuat dari merokok dan kelebihan lemak tubuh pada risiko kematian, kata Katz. "Jika Anda kegemukan dan merokok, perbaikan salah satunya dapat meningkatkan peluang Anda untuk awet muda," kata Katz. "Memperbaiki keduanya, kemungkinan manfaatnya sangat besar.

Pesan yang jelas: Kita semua mempunyai kuasa untuk memilih takdir medis yang lebih baik."

www.kalbe.co.id

15 Desember 2008

Kopi dan teh dapat memperlambat risiko stroke pada pria perokok


Kalbe.co.id - Sebuah studi baru menemukan bahwa pada pria perokok, minum kopi dan teh dapat menurunkan risiko stroke yang disebabkan oleh penghambatan. Dr. Susanna C. Larson dari Karolinska Institute, Swedia dan koleganya menjelaskan di dalam jurnal Stroke Juni 2008 bahwa konsumsi kopi dan teh dapat berpotensi menurunkan risiko stroke karena minuman ini mempunyai sifat-sifat antioksidan.

Tim Larsson menguji kaitan antara konsumsi kopi dan teh dengan risiko berbagai tipe stroke seperti pendarahan serebral dan pendarahan sub-arakhnoid, keduanya adalah stroke yang disebabkan oleh pendarahan di dalam otak. Infark serebral adalah tipe stroke lebih umum yang disebebkan penyumbatan arteri yang menyuplai darah ke dalam otak. Tipe stroke ini sering disebabkan oleh penebalan dinding arteri arteri (aterosklerosis).

Studi ini melibatkan 26.556 pria Finlandia perokok yang berpartisipasi dalam studi besar pencegahan kanker dimana diperoleh informasi mengenai diet, termasuk minum teh dan kopi, pada awal studi.Tidak seorangpun pria mempunyai riwayat stroke.

Selama studi diikuti 13,6 tahun, terjadi 2.702 infark serebral, 383 pendarahan intraserebral, 196 pendarahan subarakhnoid dan 84 stroke tidak spesifik.

Setelah memperhitungkan umur dan adanya faktor-faktor risiko, para peneliti menemukan bahwa pria yang minum 8 cangkir atau lebih kopi tiap hari memiliki 23% risiko lebih rendah mengalami infark serebral dibandingkan yang minum kurang dari 2 cangkir kopi setiap hari. Pria yang minum 2 cangkir atau lebih teh setiap hari mempunyai 21% risiko stroke lebih rendah dibandingkan pria yang tidak minum teh. Tidak ada kaitan antara konsumsi kopi dan teh dengan pendarahan intraserebral dan subarakhnoid.

Para peneliti menyimpulkan bahwa konsumsi kopi dan teh dapat mengurangi risiko infark serebral pada pria, tidak bergantung pada faktor risiko kardiovaskular yang diketahui. Efek bermanfaat konsumsi kopi dan teh terhadap infark serebral adalah mungkin secara biologis karena kopi dan teh mengandung bahan yang bersifat antioksidan yang dapat mencegah aterosklerosis. Temuan ini akan dikonfirmasi pada wanita dan pada orang bukan perokok.

www.kalbe.co.id

05 Desember 2008

Salam Kenal

Salam Kenal dengan blog Apotik Sidowaras Jombang,
Apotik yang siap melayani selama 24 jam alamat di Jl KH Wahid Hasyim 80 Jombang, Jawa Timur.
telpon 0321 876123