11 Januari 2010

Brokoli, Si Penghalau Kanker

Senin, 4 Februari 2008 | 18:27 WIB
BARRY YEE/GETTY IMAGES

Jangan remehkan para petani. Karena dari merekalah kita mendapatkan obat murah. Penelitian terbaru ‎yang dipublikasikan di American Association for Cancer Research’s Sixth Annual International ‎Conference on Frontiers di Cancer Prevention, Philadelphia Amerika Serikat menyebutkan, bahwa buah ‎beri hitam dan brokoli serta beberapa sayuran segar dapat mengurangi risiko kanker esophagus dan ‎saluran empedu. ‎

Sayur dan buah telah lama diketahui mampu mengurangi risiko munculnya kanker tertentu. Berdasar riset ‎sebelumnya, American Cancer Society merekomendasikan agar kita mengonsumsi lima jenis buah dan ‎sayur setiap hari.‎


Terkait :
Brokoli Bisa Cegah Maag
Brokoli, Makanan Penting Bagi Diabetesi
Brokoli Cegah Kanker Prostat
Brokoli Cegah Kerusakan Paru-paru
Tangkal Kanker dengan Brokoli

Dalam penelitian awal, para peneliti dari Ohio State University menemukan bahwa beri hitam melindungi ‎kita dari kanker esophagus dengan cara mengurangi proses stress oksidatif yang dihasilkan oleh Barret ‎esophagus, sebuah kondisi pra kanker yang biasa disebut penyakit gastroesopagus refluks. Esophagus ‎merupakan terowongan panjang yang menghubungkan kerongkongan dengan perut. Penyakit refluks ‎menyebabkan asam perut secara terus menerus melonjak ke atas ke arah kerongkongan.‎

“Khusus pada pasien penderita Barret, refluks pada perut dan asam empedu menyumbang terjadinya ‎kerusakan oksidatif. Jadi, hipotesis kami adalah bahwa makanan yang mengandung bahan-bahan ‎pelindung seperti antioksidan, vitamin, mineral dan fitokimia lain mungkin akan merestorasi ‎keseimbangan oksidatif,” ungkap Laura Kresty, peneliti utama.‎

Orang dengan penyakit Esophagus Barret biasanya 30 sampai 40 kali biasanya bakal berisiko menderita ‎kanker esophagus dengan angka harapan hidup sampai lima tahun hanya 15 persen.‎
Tim peneliti ini memberi 32 sampai 45 gram beri hitam setiap hari selama enam bulan kepada 20 pasien ‎penderita esophagus Barret. Mereka menganalisa perubahan dalam darah, urin, dan jaringan sebelum, ‎selama, dan setelah perawatan dan menemukan kadar kadar yang lebih rendah penanda kimiawi adanya ‎stress oksidatif baik pada contoh urin maupun contoh jaringan.‎

Pada penelitian sebelumnya, beri hitam memang mampu menurunkan risiko munculnya kanker mulut, ‎esophagus, dan kolon. Ahli diet, Wendy Demark-Wahnefried, professor ilmu perilaku pada M.D ‎Anderson Cancer Center do Universitas Texas, Huoston, mengatakan bahwa dia merasa lebih cocok ‎menasihati penderita Barret untuk mengonsumsi beri hitam. “Ini tidak akan menyakitkan,” ungkap ‎Wendy.‎
Sementara itu, penelitian yang dilakukan di Roswell Park Cancer Institute di Buffalo, New York, ‎Amerika Serikat menemukan bahwa brokoli dan beberapa sayuran segar dapat digunakan untuk melawan ‎kanker kandung kemih.

Dengan menggunakan tikus, tim yang diketuai Dr. Yuesheng Zhang, professor ahli kanker ini ‎mendemonstrasikan bahwa ekstrak brokoli dapat mengurangi munculnya kanker kandung kemih sampai 70 ‎persen.‎

“Penelitian kami yang terkini menunjukkan bahwa ekstrak brokoli dapat menghambat berkembangnya ‎kanker kandung kemih. Kami belum tahu, apakah ekstrak yang sama dapat menghambat kanker kandung ‎kemih bila sudah tumbuh,” ujar Zhang yang juga mengungkapkan bahwa kandungan sulforaphane pada ‎brokoli inilah yang mampu mencegah kanker. “Selanjutnya kami berencana meneliti ekstrak brokoli ‎untuk melawan kanker pada manusia,” jelas Zhang.‎

Tim kedua pada institute yang sama menemukan bahwa mereka yang mengonsumsi tiga porsi atau lebih ‎sayuran mentah segar setiap bulan mengurangi risiko terkena kanker kandung kemih sebanyak 40 persen. ‎Sayuran segar ini antara lain brokoli, kobis, dan bunga kol.‎

Tim ini menganalisa kebiasaan diet pada 275 orang yang menderita kanker kandung kemih tahap awal ‎dan 825 orang yang sehat. Para peneliti ini secara khusus menanyai seberapa banyak orang-orang ini ‎mengonsumsi sayuran matang dan mentah yang mereka konsumsi sebelum terdiagnosis penyakit dan ‎apakah mereka merokok.‎

Analisa ini menunjukkan bahwa makin mentah dan segar sayuran yang dikonsumsi, makin rendah risiko ‎orang-orang ini menderita kanker kandung kemih. Sebagai perbandingan pada perokok dan mereka yang ‎hanya mengonsumsi sayuran mentah kurang tiga porsi setiap hari, mereka yang bukan perokok dan ‎mengonsumsi tiga porsi sayur mentah setiap hari, 73 persen lebih rendah risikonya menderita kanker ‎kandung kemih.‎

‎“Dalam penelitian kami, ditemukan konsumsi sayuran segar dan mentah menurunkan risiko kanker ‎kandung kemih pada perokok ringan dan berat,” ujar Li tang, ketua peneliti. Para peneliti ini menegaskan ‎bahwa manfaat ini datang dari sayuran mentah dan segar.‎
‎“Ini juga menegaskan bahwa ada banyak ragam komponen dalam sayur dan buah yang bermanfaat ‎menurunkan risiko kanker. Riset seperti ini membantu membantu kita memahami pengaruh nutrisi ‎spesifik untuk tipe kanker tertentu,” jelas Colleen Doyle, Direktur Gisi dan Aktivitas Fisik pada American ‎Cancer Society.‎

“Masaklah sayur secepat mungkin atau kalau mungkin konsumsilah sayuran segar setiap hari ‎sekurangnya lima porsi, lima jenis warna. Makanan-makanan ini banyak mengandung antioksidan dan ‎fitokimia. Kanker pasti enggan mampir di tubuh Anda,” jelas Doyle.‎