03 November 2009

Mahalnya Vaksin Pneumokokus

Senin, 02/11/2009 17:15 WIB
Vera Farah Bararah - detikHealth
Jakarta,

Penyakit pneumonia telah membunuh lebih dari 1,6 juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya dimana separuhnya atau 800 ribu jiwa adalah anak-anak. Pemberian vaksin pneumokokus diharapkan bisa mencegah angka kematian anak yang tinggi. Sayangnya, banyak orangtua tak mampu memberi vaksin ini karena biayanya kelewat mahal.

Bayangkan saja biaya vaksin untuk mencegah penyakit akibat pneumonia ini mencapai Rp 800 ribu hingga 1 juta untuk sekali vaksin. Padahal kebutuhan vaksin yang diperlukan sebanyak 4 kali atau orangtua minimal harus menyiapkan dana Rp 4 juta untuk vaksin pneumokokus.

Biaya ini tentu saja sangat mahal dibanding vaksin DPT yang ongkosnya sekitar Rp 100 ribu sekali suntik atau polio yang malah gratis karena kedua vaksin ini sudah disubsidi. Mahalnya biaya vaksin pneumokokus karena belum ada perusahaan obat di Indonesia yang mampu memproduksinya alias semua bahan masih impor.

Vaksin IPD (Invasive Pneumococcus Disease) berguna untuk mencegah penyakit seperti radang paru (pneumonia), radang selaput otak (meningitis) dan infeksi darah (bakterimia). Ketiga penyakit ini bisa menyebabkan kematian pada anak-anak, jika anak tersebut sembuh akan menimbulkan gejala sisa seperti cacat atau gangguan saraf. Vaksin ini akan memberikan kekebalan terhadap 7 serotipe kuman Streptococcus pneumoniae atau sekitar 84 persennya.

"Pada dasarnya semua vaksin bagus tapi yang perlu diperhatikan tidak semua penduduk dunia cocok dengan vaksin yang sama, jadi bagus atau tidaknya vaksin tersebut untuk penduduk Indonesia masih menjadi tanda tanya," ujar dr. Aditya Suryansyah, SpA saat dihubungi detikHealth, Senin (2/11/2009).

Aditya menuturkan sampai saat ini belum ada database dari penelitian yang dilakukan di Indonesia menunjukkan bahwa vaksin tersebut benar-benar efektif untuk anak-anak di Indonesia. Selama ini banyak orangtua yang salah kaprah mengenai hal ini, bahwa vaksin pneumokokus belum diwajibkan tapi hanya dianjurkan saja.

"Sebaiknya dokter menjelaskan kepada orangtua mengenai vaksin ini, beritahu apa manfaatnya dan harganya. Jika orangtua memang sanggup, maka silahkan saja memberikan vaksin pneumokokus tersebut pada anaknya. Tapi vaksin ini hanya dianjurkan saja bukan suatu kewajiban," ujar dokter yang berpraktek di RSAB Harapan Kita.

Vaksin pneumokokus diberikan sebanyak 4 kali yaitu dosis 1 saat berusia 2 bulan, dosis 2 saat berusia 4 bulan, dosis 3 saat berusia 6 bulan dan yang terakhir saat berusia 12 sampai 15 bulan. Bagi yang terlambat tetap bisa divaksinasi, jika berusia 7 sampai 11 bulan diberikan 3 dosis, 12 sampai 23 bulan diberikan 2 dosis dan lebih dari 24 bulan hingga 9 tahun diberikan 1 dosis.

"Intinya daya tahan tubuh seorang anak ada yang alamiah dan ada yang dari vaksin, jadi sebenarnya setiap anak sudah memiliki daya tahan tubuh sendiri untuk melindungi dirinya," tambahnya.

Data WHO menyebutkan penyakit ini menyerang paru-paru dan membunuh sekitar 1,8 juta anak-anak yang berusia di bawah 5 tahun setiap tahunnya. Dengan membuat seruan bersama untuk merencanakan program pencegahan dan pengobatan pneumonia di 68 negara berkembang yang sebagian besar di Afrika, Asia dan ditambah bagian Tengah dan Selatan Amerika, diharapkan bisa mengurangi jumlah kematian anak akibat pneumonia.

"Kami tahu strategi ini akan bekerja dengan baik. Jika diterapkan pada beberapa negara yang memiliki beban besar, maka kita bisa mencegah kematian jutaan anak," ujar Margaret Chan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seperti dikutip dari Reuters, senin (2/11/2009).

Selain memberikan vaksin, WHO juga mengusulkan untuk melakukan rencana aksi global terkait dengan hari pneumokokus sedunia yang jatuh 2 November yaitu:

1. Melindungi anak-anak dengan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan, gizi yang memadai, mengurangi berat badan bayi rendah saat dilahirkan, meningkatkan kebersihan dan mengurangi polusi udara dalam ruangan.
2. Mencegah anak-anak tertular radang paru-paru dengan memberikan vaksinasi untuk melawan pemicu utamanya, termasuk imunisasi campak, hepatitis B, pnuemokokus serta rotavirus. Selain itu, mencegah serta mengobati anak yang terkena HIV dan memberikan tambahan mineral zink untuk anak-anak yang terkena diare.
3. Memberikan perawatan bagi anak yang terkena radang paru-paru dengan pemberian antibiotik dan perawatan yang tepat di masyarakat melalui pusat kesehatan dan rumah sakit.


Sementara itu saat ini berkembang vaksin Prevnar 13 untuk mengatasi berbagai infeksi, Prevnar 13 bisa melindungi terhadap 13 jenis bakteri yang disebut Streptococcus pneumoniae yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit pneumokokus, mulai dari infeksi telinga, pneumonia dan meningitis.

"Intinya, akan ada penghematan yang signifikan di negara-negara yang memperkenalkan vaksin ini dalam mencegah berbagai infeksi," Dr Keith Klugman dari Emory University di Atlanta, yang bekerja dalam penelitian ini.

.