19 April 2009

Masalah Kulit Pada Bayi dan Anak Perlu Diantisipasi

Selasa, 14 April 2009 | 21:46 WIB
Laporan wartawan KOMPAS Evy Rachmawati

JAKARTA, KOMPAS.com - Masalah kesehatan kulit pada bayi dan anak perlu diperhatikan agar tidak mengganggu penampilan dan menimbulkan komplikasi bila telah beranjak remaja. Untuk itu, bila ditemukan ada gangguan kesehatan kulit pada bayi dan anak, para orang tua perlu mewaspadainya dan segera memeriksakan anaknya ke dokter.

Demikian disampaikan dokter spesialis kulit dan kelamin dari Departemen Kesehatan Kulit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo dr Tina Wardani Wisesa, dalam jumpa pers Simposium Masalah Kulit dan Keputihan pada Bayi dan Anak, Selasa (14/4), di ruang Sartono, FKUI-RSCM, Jakarta.

Simposium untuk awam itu akan diselenggarakan pada 25 April mendatang di Hotel Novotel, Mangga Dua, Jakarta. Menurut Tina, simposium itu bertujuan untuk menginformasikan kepada masyarakat awam tentang masalah kulit yang sering ditemukan pada bayi dan anak, jerawat pada remaja, keputihan pada bayi dan anak, perawatan alat kelamin pada bayi dan anak, serta kiat-kiat memilih pelembab kulit pada bayi dan anak.

Topik pertama adalah, berbagai masalah kulit yang sering ditemukan yaitu eksim susu, eksim seboroik, eksim popok, penyakit infeksi kulit yaitu cacar api dan cacar monyet, serta tanda lahir hemangioma dan bercak mongol. Dengan mengenali penyakit atau tanda-tanda itu, maka dapat dilakukan penatalaksanaan awal yang tepat dan mengetahui kapan harus dikonsultasikan ke dokter, ujarnya.

Ketika beranjak remaja, masalah yang sering ditemui adalah jerawat. Kelainan ini dipengaruhi banyak faktor yang saling berkaitan dan sulit dihilangkan dalam waktu singkat. Untuk menghindari komplikasi yang tidak diinginkan, sebaiknya pengobatan dilakukan oleh dokter spesialis kulit dan kelamin.

Masalah lain yang sering ditemukan adalah keputihan pada bayi dan anak. Keputihan patologis sering disebabkan infeksi bakteri, jamur atau parasit dan juga oleh sebab non infeksi yaitu benda asing. Perlu diwaspadai kemungkinan adanya pelecehan seksual pada anak yang mengalami keputihan dengan penyebab infeksi menular seksual, kata dokter spesialis kulit dan kelamin dari FKUI-RSCM Hanny Nilasari.

Dengan memahami gejala, penyebab dan pencetus keputihan pada bayi dan anak, maka dapat mencegah terjadinya keputihan pada bayi dan anak serta mencegah agar tidak berulang. Penting pula dibahas tentang kebersihan genitalia. Beberapa perilaku kebersihan membawa potensi efek samping kesehatan yang tidak baik. Karena itu, perlu diketahui bagaimana perilaku kebersihan genitalia yang baik, termasuk pada kondisi ekonomi keluarga dan ketersediaan infrastruktur terbatas, ujarnya.


Sumber : Kompas

1 komentar:

Muslimin-Abdilla mengatakan...

Mas Andi alamat e-mailnya apa? saya mau kirim e-mail, ttg LAzis

Muslimin